Lampau33

Lampau Nya Urang Banua...


Aku Bangga Dengan Hijabku (Jilbabku)

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 
Mereka berdiri disana dengan celana pendeknya, sangat pendek, super pendek, Yang mereka anggap sebagai model terkini ... 
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan Hijabku ... 


Mereka berdiri disana dengan lautan make up di wajahnya
Yang mereka percayai sebagai kebebasan berekspresi
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan Hijabku ..






Mereka masih berdiri disana dengan rambut basah oleh gel berwarna warni ..

Penuh dengan unsur kimia yang mereka anggap sebagai kemurnian jiwa ... Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan Hijabku .. 

Mereka berdiri disana dengan berdua, sangat dekat dengan kekasihnya ..
 Yang membuat mereka sanggup memberikan segalanya ..
 Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan Hijabku .. 

 Dan mereka berdiri disana asyik berbicara untuk membeli celana pendek model terbaru, .. Pewarna rambut yang paling trendi, bahkan cara mendapatkan pacar baru ..

 .. Yang mereka anggap sebagai memahami keindahan Tuhan dan ekspresi cinta .. Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan Hijabku .. 

 Karena Hijabku inilah pelindungku, kekasihku, kesetiaanku, kemurnianku, kecantikanku, dan alatku untuk terus mengingat Allah ..

 Saat aku meletakkan Hijab di atas kepalaku ..
Aku tahu segala kesesatan yang dibawa oleh setan akan dilenyapkan Allah ..


 Hijab bukan sekedar pelengkap penampilan ...
Hijabb juga bukan tameng untuk menutupi kekurangan ...


Hijab adalah suatu bentuk pengabdian dan cerminan Seorang wanita ... 
Untuk menyamarkan keindahan raganya serta pengamalan dari apa yang ia pelajari ..


WALLOHU A'LAM.....

Mesjid Martapura dan suasana kota Martapura pada tempoe duloe (jaman bahari)

Sejarah Masjid Agung Al Karomah Martapura (tempoe dulue)
Sebagai pusat Kerajaan Banjar, Martapura tercatat menjadi saksi 12 sultan yang memerintah. Pada waktu itu Mesjid berfungsi sebagai tempat peribadatan, dakwah Islamiyah, integrasi umat Islam dan markas atau benteng pertahanan para pejuang dalam menantang Belanda. Akibat pembakaran Kampung Pasayangan dan Masjid Martapura, muncul keinginan membangun Masjid yang lebih besar. Tahun 1280 Hijriyah atau 1863 Masehi, pembangunan masjid pun dimulai.

Masjid Agung Al Karomah, dulu namanya adalah Masjid Jami’ Martapura, yang didirikan oleh panitia pembangunan masjid yaitu HM. Nasir, HM. Taher (Datu Kaya), HM. Apip (Datu Landak). Kepanitiaan ini didukung oleh Raden Tumenggung Kesuma Yuda dan Mufti HM Noor.

Menurut riwayatnya, Datuk Landak dipercaya untuk mencari kayu Ulin sebagai sokoguru masjid, ke daerah Barito, Kalimantan Tengah. Setelah tiang ulin berada di lokasi bangunan Masjid lalu disepakati.

Tepat 10 Rajab 1315 H (5 Desember 1897 M) dimulailah pembangunan masjid jami’ tersebut. Secara teknis bangunan masjid tersebut adalah bangunan dengan struktur utama dari kayu ulin dengan atap sirap, dinding dan lantai papan kayu ulin. Seiring dengan perubahan masa dari waktu ke waktu masjid tersebut selalu di renovasi, tapi struktur utama tidak berubah.

Malam Senin 12 Rabiul Awal 1415 H dalam perayaan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, Masjid Jami’ Martapura diresmikan menjadi Masjid Agung Al Karomah. Saat ini Masjid Agung Al Karomah berdiri megah dengan konstruksi beton dan rangka atapnya terbuat dari baja stainless, yang terangkai dalam struktur space frame. Untuk kubahnya dilapisi dengan bahan enamel.

Di dalam masjid, sampai saat ini masih dapat ditemukan dan dilihat struktur utama Masjid Jami Martapura yang tidak dibongkar, sehingga dapat dilihat sebagai bukti sejarah mulai berdirinya masjid tersebut.

Aristektur

Dilihat dari segi arsitekturnya, bentuk Masjid Agung Al Karomah Martapura mengikuti Masjid Demak Buatan Sunan Kalijaga. Miniaturnya dibawa utusan Desa Dalam Pagar dan ukurannya sangat rapi serta mudah disesuaikan dengan bangunan sebenarnya sebab telah memakai skala.

Sampai saat ini bentuk bangunan Masjid menurut K.H. Halilul Rahman, Sekretaris Umum di kepengurusan Masjid sudah tiga kali rehab. Dengan mengikuti bentuk bangunan modern dan Eropa, sekarang Masjid Agung Al Karomah Martapura terlihat lebih megah.

Meski bergaya modern, empat tiang Ulin yang menjadi Saka Guru peninggalan bangunan pertama Masjid masih tegak di tengah. Tiang ini dikelilingi puluhan tiang beton yang menyebar di dalam Masjid.

 Tiang guru adalah tiang-tiang yang melingkupi ruang cella atau ruang keramat. Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih penting dari mihrab. Sejarahnya tiang guru empat menggunakan tali alias seradang yang ditarik beramai-ramai oleh Datuk Landak bersama masyarakat. Atas kodrat dan iradat Tuhan YME tiang Guru Empat didirikan. Masjid pertama kali dibangun berukuran 37,5 meter x 37,5 meter.

Arsitektur Masjid Agung Al Karomah Martapura yang menelan biaya Rp27 miliar pada rehab terakhir sekitar tahun 2004, banyak mengadopsi bentuk Timur Tengah. Seperti atap kubah bawang dan ornamen gaya Belanda. Semula atap Masjid berbentuk kerucut dengan konstruksi beratap tumpang, bergaya Masjid tradisional Banjar. Setelah beberapa kali rehab akhirnya berubah menjadi bentuk kubah.
Bila arsitektur bangunan banyak berubah, namun mimbar tempat khatib berkhutbah yang berumur lebih satu abad sampai sekarang berfungsi. Mimbar berukiran untaian kembang dan berbentuk panggung dilengkapi tangga sampai sekarang masih berfungsi dan diarsiteki H.M Musyafa.

Pola ruang pada Masjid Agung Al Karomah juga mengadopsi pola ruang dari arsitektur Masjid Agung Demak yang dibawa bersamaan dengan masuknya agama Islam ke daerah ini oleh Khatib Dayan. Karena mengalami perluasan arsitektur Masjid Agung Demak hanya tersisa dari empat tiang ulin atau disebut juga tiang guru empat dari bangunan lama.
 
 Mesjid Martapura Sekarangyang pada rehab terakhir pada tahun 2004 hingga seakrang (wayah ini)








dan dibawah ini  adalah foto -foto  tempoe dulue kota Martapura (santi) pada tahun 1920-1940 an



 Mesjid Jami Al Karomah Martapura dan alun-alunnya...
 
 
 Kelurahan Murung Pelabuhan di martapura, tampak Menara Mesjid Al Karomah di tahun 1920-1940 an
 



Sungai Martapura di sepanjang Jalan Martapura lama..
 

jukung Bahari di sungai martapura..
 
 
 Tampak Kapal selam di depan Kapal Api di sungai Martapura..
 
 
  post belanda dpinngir sungai Martapura...
 
 
 Penggosokan intan di pinggir sungai 1910-1940 an


pabrik pengolahan intan
 
 
 Rumah Kompeni di Martapura
 
 
 Suasana penyambutan masyarakat sekitar Martapura untuk Pemimpin wilayah Gubernur Jenderal Hindia Belanda  Mr.Dirk Fock 1924
 
 
 
Kunjungan resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda  Mr.Dirk Fock ke Martapoera tahun 1924
 
 
 
 suasana kampung martapura
 
 
 
 Para Jamah Haji  Arab Saudi. antara tahun 1920-1940 an
 
 
walllohu a'lam....................
 
Pembunuhan Pertama Kali Di Muka Bumi ini

Pembunuhan Pertama Kali Di Muka Bumi ini

Assalamu'alaikum.wr.wb Anak-anak adam tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk membunuh sesama mereka. Karena pembunuhan itu adalah kejadian yang tidak pernah mereka alami dikalangan mereka. Namun iblis dan anak buahnya telah bertekad bulat untuk menyeret anak- anak Adam kedalam perbuatan saling menumpahkan darah diantara mereka. Kemarahan Qabil kepada Habil yang dipicu oleh membaranya api kedengkian kepada saudaranya, adalah kendaraan tunggangan syaiton untuk menggiring anak Adam itu kepada perbuatan keji membunuhadik kandungnya sendiri.
Bermula Adam merasa resah di suatu sore, mengapa Habil belum kembali kekeluarganya dari kegiatannya mengembala kambing dan sapinya, padahal hari sudah semakin gelap. Akhirnya Adam memerintahkan Qabil untuk menjemput adiknya agar cepat pulang. Dan ketika Qabil ketemu Habil di tempat gembalanya, diajaklah sang adik untuk segera pulang karena dinanti ayah dan ibu dirumah. Dan diperjalanan pulang itu, Qabil sempat kembali mengungkit kekesalannya, mengapa persembahan kurbannya tidak di terima oleh Allah sementara kurban sang adik justru diterima Allah. Habil mencoba menasihati kakaknya agar dapat membuka mata untuk melihat kekurangan yang ada pada dirinya. Habil menyatakan kepada kakaknya: “Hanyalah yang diterima kurbannya oleh Allah itu adalah dari orang yang ikhlas dalam ketakwaannya.” Mendengar nasihat ini, Qabil yang sedang membara kemarahannya kepada sang adik, bertambah marah lagi dan menyalalah api kemarahan itu sehingga tidak dapat dikendalikan. Qabil menyatakan kepada adikya: “Oo, jadi kau rupanya menuduh aku tidak ikhlas dalam mempersembahkan kurban kepada Allah. Atau yang ikhlas itu hanya kamu suja?”
Belum sempat Habil menjelaskan perkataannya kepada sang kakak, langsung saja Qabil menyambar batu besar hendak ditimpakan kepada adiknya. Melihat gelagat kakaknya itu Habil langsung mengingatkan: “jangan engkau lakukan perbuatan dzalim itu kepadaku dan aku sama sekali tidak berkeinginan untuk melukai engkau meskipun engkau mendzalimi aku. Karena kalau sampai engkau membunuh aku, niscaya engkau akan menjadi orang yang menyesal dan paling merugi.” Qabil sudah tidak lagi mendengar peringatan adiknya karena telinganya telah menjadi tuli karena hawa nafsu kemarahan yang sedang membakar dirinya. Dan Qabil langsung saja menimpakan batu besar itu ke kepala adiknya dan tewaslah Habil seketika itu. Tumpahlah dimuka bumi untuk yang pertama kali, darah korban kedzaliman bersamaan dengan tenggelamnya matahari di sore hari itu. Anak Adam mulai menumpahkan darah sesama mereka dan ini adalah petaka pembunuhan pertama kali terjadi di muka bumi diantara anak-anak adam.
Jasad Habil tergeletak tak bernyawa dihadapan Qabil dan mulailah muncul rasa penyesalan ketika Qabil melihat akibat perbuatannya yang keji itu. Dan Qabil tidak bisa berbuat apa-apa dengan mayat Habil sehingga esok harinya ketika terbit matahari. Di saat itu Allah Ta’ala mengirim dua ekor burung gagak yang saling menyerang satu dengan lainnya dan terbunuhlah salah satu dari kedua ekor burung tersebut mati sehingga burung gagak yang masih hidup itu menggali tanah dengan kedua cakarnya dan menyeret temannya yang telah mati itu untuk dimasukkan ke lubang yang telah di gali dan di uruklah burung gagak yang mati itu dengan tanah. Semua kejadian itu disaksikan oleh Qabil dan segera ditirunya tindakan burung gagak tersebut. Ia segera mencari kayu untuk menggali tanah dan kemudian dia meletakkan mayat Habil di dalam lubang tanah itu dan menguruknya dengan tanah.[QS. Al- Maidah 30-31].
Setelah mengubur mayat adiknya. Qabil segera bergegas pulang untuk mengajak adiknya yang cantik untuk pergi bersamanya melarikan diri dari sang ayah dan kemudian menikahi adiknya itu. Adam sangat sedih dan menyesal ketika mengetahui perbuatan Qabil terhadap Habil itu dan lagi setelah itu dia mengambil adiknya untuk diajak pergi bersamanya. Sehingga adam menyatakan kepada Qabil dengan penuh kemarahan: “Pergilah engkau dari sini, dan engkau selama hidupmu akan terus menerus dalam ketakutan dan engkau selamanya tidak akan merasa aman dari kejahatan orang yang melihatmu.
” Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan bahwa tidak ada seorang pun di muka bumi yang membunuh sesama manusia dengan dzalim, kecuali pasti anak adam yang pertama mendapat bagian dosa pembunuhan itu.[Demikian diriwayatkan hadis ini oleh Al-Bukhari,Muslim dan segenap ahli hadis kecuali Abu Dawud].
Karena ialah yang menjadi pelopor perbuatan membunuh bagi setiap anak Adam sampai hari kiamat. Sehingga Qabil demikian terus-menerus dikirimi dosa pembunuhan yang dzalim pada setiap kali terjadi pembunuhan itu.
Sekian dan sampai jumpa di posting selanjutnya.
Wassalamu'alaikum.wr.wb